Masukkan Code ini K1-D45CCA-8
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Produk SMART Telecom

Trip mancing pertama yang diupload ke channel youtube



Ini merupakan trip mancing pertama saya yang diupload di channel youtube. Trip mancing laut ini bersama PSAC (Pratama Smart Angler Community) ke Pulau Serdang Lampung pada tanggal 28 Januari 2020, didukung oleh Pak Gusur JOP (Jaya Omah Pancing) dengan memakai kapal Fortuna. Mancingnya seru, berangkat malam dini hari, sampai ke spot mancing jam 4 subuh. Sampai di spot langsung turun 2 joran pancing, untuk mancing dasaran dengan umpan udang hidup dengan target ikan giant trevally (GT) atau ikan kuwe gerong atau ikan rawing atau ikan simba dan satu lagi casting memakai spoon dengan ukuran 60 gram dengan target ikan tenggiri atau ikan palagis lainnya.

Link Video



 


Benarkah USG Akan Menggantikan Kondom?



Kondom dan vasektomi sudah dianggap 'so yesterday'. Para ilmuwan kini bekerja untuk mencari cara baru guna mengontrol kesuburan para pria untuk mengendalikan kehamilan.

Ultrasonografi (USG) biasa digunakan para dokter untuk mengetahui perkembangan janin didalam kandungan. Kini, penelitian terbaru pada hewan menunjukkan alat USG bisa dijadikan alat konstrasepsi baru bagi para pria.

Para peneliti dari Department of Pediatrics di School of Medicine di University of North Caroline menggunakan USG yang diujikan melalui tikus yang dianggap bisa mematikan sperma dan membuat pria menjadi tidak subur.

Tim peneliti yang dipimpin oleh James Tsuruta, melakukan penelitian dan menemukan, dengan menggunakan alat ultrasound berfrekuensi tinggi (3MHz) disekitar testis selama 15 menit, dapat mengurangi sebagian besar jumlah sel sperma yang diproduksi didalam tubuh.

Peneliti menambahkan hasilnya akan lebih efektif bila dilakukan dalam dua hari terpisah dan menggunakan air garam yang hangat.

Pada manusia, peneliti mengkategorikan pria dianggap tidak subur jika jumlah sperma kurang dari 15 juta per mililiter.

Meskipun temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Reproductive Biolgy and Endocrinology ini dianggap ide baik, namun peneliti masih perlu menyelidiki apakah ada efek yang ditimbulkan akibat terapi yang dilakukan secara berulang.

"Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa lama efek kontrasepsi ini berlangsung dan apakah aman untuk digunakan beberapa kali," ungkap ketua penelitian, Dr James Tsuruta dari University of North Carolina, yang dikutip melalui Dailymail, Kamis (2/1).

Headline

Pengikut